Indonesia bukanlah negara yang jumlah Presidennya banyak. Bandingkan dengan Amerika Serikat yang sudah memiliki 44 Presiden, Indonesia masih dalam hitungan jari tangan sehingga mudah diingat. Tapi coba tanyakan pada anak-anak muda siapa saja nama Presiden Indonesia. Mungkin yang disebut hanya Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, dan SBY. Ada dua nama yang terlewat, yakni Sjafruddin Prawiranegara dan Mr.Assaat.
Faktanya, Sjafrudin Prawiranegara pernah ditugaskan sebagai Presiden/Ketua PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia) pada tahun 1948 untuk menjalankan roda pemerintahan dari Bukittinggi, sebab saat itu Soekarno dan Hatta ditangkap Belanda pada Agresi Militer II. Lain lagi dengan Mr.Assaat. Tokoh yang ikut ditangkap Belanda dan diasingkan ke Pulau Bangka bersama Soekarno dan Hatta ini sempat menjadi “Acting Presiden Republik Indonesia” alias pemangku sementara jabatan Presiden sejak Desember 1949 hingga Agustus 1950.
Kedua tokoh berdarah Minangkabau ini mungkin namanya sengaja “dihilangkan” oleh pemerintah karena sempat terlibat pemberontakan yang dikenal dengan PRRI (Pemberontakan Revolusioner Republik Indonesia). Jangan salah, pemberontakan ini bukan ingin memisahkan diri dari Republik Indonesia, tapi menuntut otonomi yang lebih luas. Pemerintah saat itu hanya fokus melakukan pembangunan di Pulau Jawa, padahal kawasan Minangkabau sejak jaman Belanda adalah kawasan yang gigih melawan penjajah serta banyak melahirkan pemimpin nasionalis.
Meskipun demikian, saat itu pemerintah malah memberangus PRRI dan melakukan pengerahan pasukan militer besar-besaran…. bahkan tercatat sebagai yang terbesar dalam sejarah militer Indonesia. Sjafrudin ditangkap tapi diampuni. Assaat lebih tragis…, dipenjara selama 4 tahun.
Namun tak ada kata terlambat untuk memberi penghormatan pada dua tokoh pejuang ini. Jasa-jasa mereka luar biasa. Assaat pernah menjadi Pengurus Besar Perhimpunan Pemuda Indonesia, Ketua KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), anggota Parlemen, dan Menteri Dalam Negeri. Sedangkan Sjafrudin pernah mengabdi sebagai Wakil Perdana Menteri, Menteri Keuangan, Menteri Kemakmuran, dan Gubernur Bank Indonesia yang pertama. Jangan sampai lupa, mereka juga pernah menjadi Presiden Republik Indonesia. Mereka layak dikenal. Terimakasih Pak Assaat. Terimakasih Pak Sjafrudin.
2. Presiden Korup
Sejak jaman baheula Indonesia terkenal sebagai negara yang tingkat korupsinya tinggi. Hingga tulisan ini dibuat, mantan Presiden Soeharto mencatat prestasi sebagai pemimpin negara paling korup sedunia. Tidak ada pemimpin negara lain yang menyaingi nilai korupsi Soeharto yang diperkirakan mencapai angka 15-35 milyar dollar AS. Prestasi ini dicapai Soeharto selama 32 tahun masa pemerintahannya. Padahal Soeharto pada awal menjabat sebagai Presiden dulu pernah mengkritik era Orde Lama Soekarno yang dinilai tidak mampu memberantas korupsi. Well,..people changed.
Meskipun pada tahun 1998 era Orde Baru Soeharto ditumbangkan oleh people power, namun Soeharto selalu gagal diadili atas dugaan korupsi yang telah dilakukannya hingga ia meninggal 10 tahun kemudian.Uniknya, hingga kini masih ada wacana serius untuk menjadikan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional. Sebagian kalangan menilai jasa-jasanya amat besar bagi Indonesia. Ada anekdot bahwa gelar itu sangat pantas, karena berkat jasa-jasa beliau lah kini korupsi begitu mengakar di setiap instansi pemerintah, dan barang siapa yang tidak korup bisa diolok-olok sebagai orang bodoh atau munafik. Buktinya? menurut survei sebuah perusahaan konsultan PERC, di tahun 2010 Indonesia menempati posisi juara 1 negara paling korup se-Asia Pasifik.
3. Pemimpin Cacat Fisik
Tahun 1999 Abdurrahman Wahid, yang terlahir dengan nama Abdurrahman Addakhil, resmi menjadi Presiden Republik Indonesia ke-4. Bisa jadi sejak saat itu Indonesia menjadi satu-satunya negara yang punya pemimpin cacat fisik. Presiden yang kerap dipanggil Gus Dur itu menderita gangguan penglihatan hingga seringkali orang lain yang membacakan atau menuliskan surat untuknya. Selain itu Gus Dur juga menderita diabetes, gangguan ginjal, bahkan beberapa kali diserang stroke. Namun segala keterbatasan fisik tersebut tidak menghalanginya membuat berbagai terobosan. Ia dikenang sebagai pahlawan kebebasan, pembela kaum minoritas dan pejuang HAM.
Tercatat dalam sejarah, Gus Dur lah yang memulai perundingan dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM; gerakan separatis di Aceh), memperbolehkan bendera bintang kejora berkibar di Papua (bendera RMS; gerakan separatis di Papua), menetapkan Tahun Baru Cina (Imlek) sebagai hari libur nasional, mencabut larangan penggunaan huruf Tionghoa, mengusulkan agar larangan terhadap Marxisme-Leninisme dicabut, membubarkan Departemen Sosial yang korup, serta menentang RUU Anti Pornografi & Pornoaksi.
Sepak terjangnya ini diganjar dengan banyak penghargaan, dari mulai Raymond Magsaysay Award yang bergengsi itu, penghargaan di bidang kebebasan pers, HAM, sampai 10 gelar doktor kehormatan dari berbagai negara.
Di negara lain tidak ada pemimpin yang memiliki cacat fisik. Adapun nama Franklin Delano Roosevelt, satu-satunya Presiden Amerika Serikat yang terpilih sebanyak empat kali. Bedanya dengan Gus Dur, Roosevelt diracun seseorang hingga kakinya lumpuh, dan orang-orang mengira ia menderita polio. Di tahun 2003 baru diketahui yang dideritanya adalah gullain-barre syndrome, yakni kelainan yang disebabkan system imun tubuh menyerang system saraf tepi sehingga otot menjadi lemah. Meskipun tercatat sebagai satu-satunya Presiden Amerika yang menderita cacat fisik, Roosevelt dikenang sepanjang masa atas keberhasilannya memimpin Amerika pulih dari masa Depresi Hebat, masa dimana 13 juta rakyat Amerika tidak punya pekerjaan.
Tapi tetap saja, Roosevelt tidak se-fenomenal Gus Dur…..
4. Arti Sebuah Nama Bagi Soekarno
Jika Presiden Soekarno bisa memutar balik waktu, mungkin beliau akan mengubah tandatangannya di naskah Proklamasi. Saat sudah menjabat sebagai Presiden, Soekarno mengubah penulisan namanya menjadi Sukarno. Ia sangat membenci ejaan “oe” yang dianggapnya warisan penjajah Belanda. Sayangnya, naskah Proklamasi tidak boleh dirubah sama sekali.
Soekarno sendiri dilahirkan dengan nama Kusno Sosrodihardjo, sebelum dirubah ayahnya menjadi Soekarno karena sering sakit-sakitan saat kecil dulu. Terbukti saat menyandang nama Soekarno ia berjaya, persis seperti “Karna”, pahlawan dalam kisah Mahabrata yang mengilhami namanya. Namun ketika ia merubah lagi namanya menjadi Sukarno, nasibnya menjadi buruk.
5. Lan Fang, Republik pertama di Negeri Kita
Siapa bilang Indonesia Republik pertama di negeri kita ? Dua abad yang lalu, tepatnya tahun 1777, pernah berdiri Republik bernama Lan Fang di Pontianak, Kalimantan Barat. Saat itu bangsa Eropa dan Cina (yang katanya) lebih maju sejarah peradabannya pun masih memakai sistem Kerajaan / Monarki.
Bendera Republik Lan Fang berbentuk empat persegi panjang berwarna kuning dengan lambang dan kalimat “Lan Fang Ta Tong Chi”. Panji kepresidenan berbentuk segi tiga berwarna kuning dengan kata “Chuao” (Jenderal). Pejabat tingginya berpakaian ala Tiongkok kuno, sedangkan yang berpangkat lebih rendah mengenakan pakaian ala barat.
Lo Fang Pak, seorang guru dari Kwangtung-Cina merupakan pendiri sekaligus Presiden pertama Republik Lan Fang yang berjasa menyatukan puluhan ribu orang Tionghoa yang saat itu berburu emas sampai ke Kalimantan Barat.
Hebatnya, Republik Lan Fang kala itu sudah membangun jaringan transportasi, punya kitab undang-undang hukum, menyelenggarakan sistem perpajakan, mengembangkan sistem pendidikan, pertanian dan pertambangan, bahkan punya ketahanan ekonomi berdikari, lengkap dengan perbankannya !
Tidak hanya itu, Republik Lan Fang sangat disegani kemampuannya mengusir buaya di muara Kapuas. Bahkan setelah sukses membantu Sultan Kun Tien dalam perang melawan Kesultanan Mempawah dan kelompok Dayak, seluruh orang Tionghoa memilih berlindung pada Republik Lan Fang, termasuk Sultan Kun Tien sendiri.
Setelah 47 tahun berdiri dan tercatat punya 10 Presiden yang dipilih lewat Pemilu, akhirnya Republik Lan Fang takluk di tangan penjajah Belanda. Namun karena takut Dinasti Cina membantu Lan Fang (baca: Lan Fang rajin memberi upeti tiap tahun ke Dinasti Ching di Cina), lantas Belanda baru berani mengumumkan penaklukkan itu secara resmi 27 tahun kemudian saat Republic of China berdiri.
6. Nama Jalan Pahlawan Indonesia di Belanda
Indonesia punya keterikatan historis dengan Belanda yang pernah menjajahnya selama 3,5 abad. Uniknya jika pelesir ke Belanda, akan menemukan nama-nama pahlawan perjuangan Indonesia di beberapa kota. Ada nama jalan Mohammed Hatta dan Sutan Sjahrir di kota Haarlem. Ada juga jalan RA Kartini atau RA Kartinistraat yang diabadikan di empat kota sekaligus: di Amsterdam, Haarlem, Utrecht, dan Venlo. Bahkan Kartinistraat di kota Utrecht lebih luas dibanding jalan Che Guevara, tokoh pejuang Amerika Latin yang legendaris itu.
Namun jangan senang dulu, karena di kota Haarlem juga terdapat nama jalan Chris Soumokil, presiden gerakan separatis RMS (Republik Maluku Selatan) yang dulu dihukum mati di Kepulauan Seribu.
7. Ilham Anas Sang Presiden Amerika
Kontroversi Barack Obama di Indonesia bukan hanya seputar patung, melainkan juga sosok Ilham Anas. Fotografer sebuah majalah di Indonesia ini secara fisik sangat mirip dengan Obama. Ilham kebanjiran tawaran roadshow dan casting bintang iklan. Bahkan dalam sebuah iklan obat sakit perut produksi Filipina, Ilham berperan sebagai Obama yang sedang mengunjungi Presiden Filipina, Gloria Macapagal Arroyo.
Selain Ilham Anas, ada lima orang lain di dunia yang (mengaku) mirip dengan Obama, antara lain Gerardo Puisseux - seorang wartawan di AS, Nozomu Sato - komedian asal Jepang, Michael Lamar - karyawan sebuah agensi orang-orang terkenal di AS, Claudio Henrique Dos Anjos - politisi asal Brazil, dan Soultice - produser musik hip hop asal Kolombia.
Kelima orang itu mungkin mirip Obama, tapi Obama justru mirip Ilham Anas.
8. Negara Maritim
Siapa yang tak tahu kalau Indonesia adalah negara maritim terbesar di dunia dengan perairan seluas lebih dari 3,2 juta km2 dan pantainya terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Untuk mengamankannya dari serangan musuh dan pencuri kekayaan alam Indonesia tentu dibutuhkan pasukan militer yang tangguh. Ironisnya, saat ini untuk mengamankan lebih dari 17.000 pulau, Indonesia hanya punya 17.000 personil marinir. Artinya, satu pulau dijaga oleh satu orang marinir. Menyedihkan.
9. Kuburan ala Indonesia
Ada banyak cara menguburkan jenazah, dan orang Indonesia punya cara yang unik dalam melakukannya. Orang-orang Toraja di Sulawesi Selatan memakamkan jenazah di bukit atau tebing-tebing yang terjal. Makam yang tersohor antara lain Batu Lemo. Disini bahkan para mayat diganti pakaiannya pada waktu-waktu tertentu. Ada juga Kuburan Bayi Kambira; dimana jenazah bayi dibalsem dan dibungkus, lalu dimasukkan ke dalamnya pohon besar yang sudah dilubangi terlebih dulu. Setelah itu lubang ditutup dengan anyaman ijuk. Ada juga makam Batu Karang Terjal Londa. Mayat dimasukkan ke peti-peti yang kemudian diatur sesuai garis keturunan keluarga, lalu diletakkan di dalam goa yang dalamnya sekitar seribu meter. Bayangkan, di dalam goa itu kita akan menemukan ribuan tengkorak dan tulang-belulang manusia.
Orang-orang Dayak suku Benuaq di pedalaman Kalimantan Timur juga punya kuburan unik. Mayat tidak dikubur dalam tanah, melainkan diletakkan ke dalam peti yang disangga oleh tiang atau digantung pada tali. Setelah beberapa tahun peti itu dibuka lagi, lalu tulang-belulang mayat didoakan, kemudian dimasukkan lagi ke dalam peti bertiang yang permanen.
Selain orang Toraja dan Dayak, orang Bali punya kuburan unik di Desa Trunyan. Disini mayat ditaruh begitu saja di sebuah areal hutan, tidak dibakar seperti budaya Bali pada umumnya. Jangan bayangkan bau busuk yang menyengat disini, karena ada sebuah pohon yang menetralisir bau tersebut. Pohon itu disebut Taru Menyan. Sesuai namanya (Taru=Pohon, Menyan=Harum), pohon tersebut mengeluarkan bau yang harum.
Lima kuburan yang saya ceritakan diatas merupakan peninggalan leluhur bangsa Indonesia. Generasi modern sudah lebih fantastis dan meninggalkan kesan angker. Lihat saja kuburan San Diego Hills di Karawang, Jawa Barat yang dibangun oleh PT.Lippo Karawaci Tbk. Pemakaman supermewah seluas 500 hektar ini dilengkapi beragam fasilitas yang tidak akan kita jumpai di taman pemakaman mana pun di dunia. Selain areal pemakaman, di komplek San Diego Hills berdiri toko florist & cinderamata, chapel, musholla, restoran Italia, padang rumput untuk kegiatan outdoor, danau buatan, fasilitas olahraga seperti kolam renang, lapangan basket, lapangan bola, jogging track dan bersepeda, serta gedung serbaguna untuk resepsi pernikahan yang mampu menampung 250 tamu undangan. Jika anda ingin dimakamkan di San Diego Hills sediakan saja uang 3-30 juta rupiah.
10. Tempat Ibadah Non Muslim
Indonesia merupakan negara berpenduduk Islam terbesar di dunia. Tak heran mesjid-mesjid bertebaran di seluruh pelosok negeri. Namun uniknya banyak tempat ibadah non muslim yang ada di Indonesia mencatatkan diri sebagai yang terbesar atau tertinggi se-Asia atau se-Asia Tenggara.
Di Manado, Sulawesi Utara berdiri patung Yesus Kristus setinggi 50 meter (30 meter patungnya + 20 meter penopangnya). Patung ini tercatat sebagai patung Yesus tertinggi kedua di dunia.
Umat Katolik juga memiliki gereja Gua Maria Lourdes di Kediri, Jawa Timur sebagai yang terbesar se-Asia. Luasnya saja mencapai belasan hektar. Sengaja dibangun menyerupai Gereja Lourdes di Perancis.
Umat Buddha memiliki vihara terbesar di Asia Tenggara, yakni Maha Vihara Maitreya di Medan, Sumatera Utara. Selain itu ada patung Dewi Kwan Im setinggi 22,37 m - tertinggi di Asia - yang terletak di Batam, Kepulauan Riau.
11. Tetangga Yang Baik Bagi Malaysia
Tanyakan pada seluruh negara di Asia Tenggara, dijamin mereka merasa bahagia hidup berdampingan dengan Indonesia. Bagaimana tidak, oknum-oknum pemerintah Indonesia tak pernah berhenti menggratiskan kekayaan alam Indonesia pada negara lain. Saking murah hatinya, yang namanya pencurian ikan, pencurian pasir, illegal logging, dll seringkali tidak diproses hukum melainkan selesai lewat jalan “damai”.
Tanyakan pada seluruh negara di Asia Tenggara, dijamin mereka merasa bahagia hidup berdampingan dengan Indonesia. Bagaimana tidak, oknum-oknum pemerintah Indonesia tak pernah berhenti menggratiskan kekayaan alam Indonesia pada negara lain. Saking murah hatinya, yang namanya pencurian ikan, pencurian pasir, illegal logging, dll seringkali tidak diproses hukum melainkan selesai lewat jalan “damai”.
Diantara semua negara tetangga, mungkin Malaysia yang paling happy. Negara yang berpenduduk hanya 27 juta orang dan luas negaranya tak sampai setengah Pulau Kalimantan ini berulang kali membuat “dosa” pada Indonesia namun selalu dimaafkan. Dari mulai merebut Pulau Sipadan & Ligitan di Selat Makassar sana, kekerasan pada TKI, illegal logging, mengklaim hak paten atas kesenian Indonesia, dan bla..bla..bla…
Belum ada pemimpin Indonesia yang berani pada Malaysia seperti Bung Karno. Idenya untuk Ganyang Malaysia tak pernah jadi kenyataan. Apalagi presiden RI yang sekarang cukup feminin (istilah lain dari “mengutamakan diplomasi”). Tak pantaslah harga diri bangsa ditukar dengan jiwa pengecut. Tapi itulah realita. Suka tidak suka, Indonesia benar-benar tetangga yang baik bagi Malaysia. Bukan tak mungkin nantinya Indonesia yang akan diganyang Malaysia.12. Nama Karo
Baru-baru ini Renault memproduksi mobil listrik terbaru yang diberi nama Zoe. Tak disangka pemberian nama Zoe membawa masalah hingga ke pengadilan karena banyak orangtua di Perancis menamai anak-anak mereka dengan nama Zoe. Mereka khawatir anak mereka akan diolok-olok karena namanya sama dengan merk mobil, padahal mereka sudah cukup selektif menentukan nama bagi anak-anaknya.
Di Indonesia justru berbeda. Suku Karo di Sumatera Utara menamai anak-anak mereka berdasarkan benda apa yang pertama dilihat saat anaknya lahir. Ada yang diberi nama “Kursi” karena benda itu yang ada di depannya. Diberi nama “Surat” karena sang ayah bekerja sebagai tenaga administrasi di Kecamatan, yang setiap hari surat-menyurat. Diberi nama “Timbul” karena lahir bertepatan dengan matahari timbul (baca: terbit). Meskipun sekilas terdengar lucu, semua nama itu mengandung harapan orangtua pada anaknya.
Jika kita jarang mendengar nama-nama yang saya sebutkan tadi, boleh jadi karena memang disembunyikan oleh si empunya nama. Biasanya yang di-ekspos justru nama belakangnya yang sebenarnya adalah nama marga, sedangkan nama depan ditulis inisialnya saja. Nama “Kursi Sembiring” hanya ditulis “K.Sembiring”. Nama “Surat Tarigan” ditulis “S.Tarigan”. “Timbul Ginting” ditulis “T.Ginting”.Di Indonesia justru berbeda. Suku Karo di Sumatera Utara menamai anak-anak mereka berdasarkan benda apa yang pertama dilihat saat anaknya lahir. Ada yang diberi nama “Kursi” karena benda itu yang ada di depannya. Diberi nama “Surat” karena sang ayah bekerja sebagai tenaga administrasi di Kecamatan, yang setiap hari surat-menyurat. Diberi nama “Timbul” karena lahir bertepatan dengan matahari timbul (baca: terbit). Meskipun sekilas terdengar lucu, semua nama itu mengandung harapan orangtua pada anaknya.
Tidak percaya? coba tanya pada mereka :)
13. Miss Universe Indonesia
Eksotisme wanita Indonesia sangat mendunia. Banyak pria bule yang tergila-gila. Namun berbeda dengan Venezuela, gudang wanita cantik di benua Amerika sana, Indonesia tidak pernah menang sekalipun dalam ajang pemilihan Miss Universe. Sampai tulisan ini dibuat, sudah 6 kali Venezuela merebut mahkota Miss Universe. Jepang sesama negara Asia pun sudah pernah menyabet Miss Universe. Indonesia? sudah ikut 15 kali sejak 1974 tapi tak pernah menang. Masuk 3 besar pun tidak. Paling banter hanya masuk 15 besar pada tahun 2005 melalui Artika Sari Devi. Uniknya, Artika saat itu berusia 26 tahun, usia yang cukup tua untuk ikut ajang ratu sejagad. Bandingkan dengan Putri Indonesia lainnya yang dikirim ke ajang Miss Universe, semuanya berusia 19-22 tahun.
Nadine Chandrawinata yang mewakili Indonesia di ajang Miss Universe 2006 pun sempat mencatat “sejarah”. Berbekal bahasa inggris yang amburadul, Nadine sampai harus menggunakan jasa penterjemah. Insiden memalukan sempat terjadi saat Nadine membuat statement “Indonesia is a beautiful CITY” (baca: bukan COUNTRY). Jadilah olok-olokan di seluruh penjuru negeri. Semboyan Miss Universe yang asalnya 3B (Brain, Beauty, and Behavior) diplesetkan orang menjadi Brain, Beauty, and Beautiful City.Mungkin itulah sebabnya yang dipilih sebagai Putri Indonesia 2010 untuk mewakili Indonesia dalam ajang Miss Universe adalah Nadine Alexandra Dewi Ames. Ia sangat lancar berbahasa Inggris. Uniknya, Nadine yang ini tak lancar berbahasa Indonesia!
14. Kota Paling Bersih Atau Paling Kotor ?Kota Paling Bersih atau Paling Kotor ?
Kota Pekanbaru boleh dibilang unik. Kota ini menyabet penghargaan Adipura di tahun 2010 ; mengukuhkan diri sebagai kota paling bersih lingkungannya se-Indonesia. Di tahun yang sama kota ini menyandang gelar sebagai kota paling korup se-Indonesia. Sungguh kombinasi yang aneh. Bersih lingkungannya, kotor perilakunya.
15. Orang Terkenal “Made in Indonesia”
Tuhan berbaik hati memberi kekayaan alam melimpah pada Indonesia, sampai-sampai dulu bangsa Eropa tega menjajah demi rempah-rempah. Mereka, khususnya bangsa Belanda, menghuni Indonesia ratusan tahun lamanya dan beranak-pinak dengan warga lokal. Itulah kenapa saat ini ada sekitar setengah juta warga negara Belanda yang punya garis keturunan Indonesia.
Tengok saja para pemain sepakbola Belanda saat ini. Dalam tim nasional Belanda banyak yang punya darah Indonesia dari kakek-nenek mereka. Sebut saja Robin Van Persie, John Heitinga, Demy De Zeeuw, Nigel de Jong, Denny Landzaat, Giovanni van Bronckhorst. Yang disebut terakhir justru masih bisa berbahasa Indonesia meskipun tidak lancar. Maklum, ibunya bermarga Sapulette, berasal dari Saparua, Maluku.Selain mereka, dipercaya ada ratusan pemain sepakbola di Eropa yang keturunan Indonesia. Ada yang berdarah Ambon seperti Christian Supusepa, Justin Tahapary, Michael Elias Timisela. Ada yang keturunan Batak seperti Radja Nainggolan, dan keturunan Jawa seperti Leroy Gerald Resodihardjo.
Selain pemain sepakbola, masih ada segudang tokoh terkenal dunia yang punya darah Indonesia. Mulai dari atlit, seniman, model, astronom, hakim agung, reporter, ahli persenjataan, politisi, hingga presiden dan perdana menteri.Singapura pernah punya Perdana Menteri keturunan Indonesia, yakni Lee Kuan Yew yang berdarah Semarang dan Pontianak dari kedua neneknya. Bahkan presiden pertama Singapura, Yusof Ishak, yang wajahnya diabadikan dalam pecahan uang kertas Singapura, merupakan keturunan Minangkabau, Sumatera Barat. Zubir Said, sang pencipta lagu kebangsaan Singapura juga lahir di Bukittingi, Sumatera Barat.
Malaysia lebih ajaib lagi. Sejak Malaysia berdiri, negara itu baru memiliki enam orang Perdana Menteri, dan separuhnya adalah keturunan Indonesia. Tun Abdul Razak (Perdana Menteri ke-2 sekaligus bapak pendiri Malaysia), Najib Tun Razak (anak dari Tun Abdul Razak sekaligus Perdana Menteri Malaysia saat ini), dan Abdullah Ahmad Badawi (Perdana Menteri Malaysia ke-5) semuanya adalah keturunan Bugis,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar